Orang tua berkeinginan mempunyai anak unggulan atau memiliki kecerdasan tinggi. Tentunya keunggulan hakiki yang dapat membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. Keunggulan atau kecerdasan dipahami melalui kemampuan seseorang menggunakan akal pikirannnya melebihi orang lain. Daya pikirnya menjangkau ke depan hingga sanggup menangkap semua persoalan dan diselesaikan dengan analisis yang tajam. Parameter ini disebut: IQ (Intelligence Quation).
Parameter lainnya adalah: EQ (Emotional Quation) dan SQ (Spiritual Quation). Ketiga parameter tersebut dianggap merupakan keunggulan hakiki atau kecerdasan yang menyelamatkan.
Lantas, bagaimana menciptakan generasi masa depan yang memiliki keunggulan hakiki dan merencanakannya sejak dalam kandungan?
Diperlukan beberapa langkah untuk memiliki anak unggulan, yaitu:
PERTAMA: MASA PERSIAPAN PERSETUBUHAN
1. Ruangan kamar. Tempat tidur (seprei, selimut dan pakaian harus bersih dari najis). Sediakan parfum untuk menyegarkan suasana.
2. Lampu Kamar. Penerangan sedapat mungkin berasal dari cahaya luar rumah atau cahaya rembulan.
3. Makanan. Hindari makanan yang di haramkan dan hindari persetubuhan dalam keadaan lapar atau terlalu kenyang.
4. Fisik. Fisik harus sehat, suasana hati tenang dan bahagia. Tidak dalam suasana marah atau sedih. Gunakan selimut untuk menutupi sebagian tubuh.
5. Doa Bersetubuh. Awali persetubuhan dengan membaca doa.
6. Apabila ingin melakukan persetubuhan kedua, hendaknya membersihkan terlebih dahulu atau berwudhu.
7. Waktu. Pilihlah waktu-waktu yang baik menurut kebutuhan. Tetapi sebaiknya jangan bersetubuh pada waktu sepertiga malam. Karena saat itu untuk melakukan shalat tahajjud.
8. Apabila menginginkan anak perempuan, maka miring ke kiri. Sedangkan jika menginginkan anak lelaki, miring ke kanan.
KEDUA: SAAT MENGANDUNG HINGGA BAYI LAHIR
1. Apabila Allah SWT merahmatinya dengan terjadinya pembuahan, maka mulailah secara rutin membaca Al Qur’an, Surat Yusuf setiap hari. Pada hakekatnya, membaca Surat Yusuf ini bertujuan mendapatkan pahala, disamping menanamkan sugesti yang kuat agar kelak anak menjadi seperti Nabi Yusuf As. Seorang Nabi yang diberkahi wajah rupawan, berbakti kepada orangtua dan saudaranya dan memiliki kecerdasan yang tinggi.(Namun jauh lebih baik membiasakan khataman Qur’an).
2. Sugesti semacam ini sangat penting, karena ikut menentukan seperti apa kelak anak yang diinginkan. Adakalanya orangtua tersugesti idola di televisi, seperti penyanyi atau bintang film, lalu menginginkan anaknya seperti idolanya itu.
3. Namun demikian, mensugestikan diri dengan figur agama jauh lebih baik, seperti para Nabiyullah atau tokoh Khulafaur Rasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Salahuddin Al Ayyubi, Siti Aisyah ra, Rabiah Al Adawiyyah, dll. Untuk mengenal tokoh tersebut harus rajin membaca buku agama.
4. Bisa juga sugesti melalui tokoh terkini, seperti : Abdullah Gymnastiar, Quraish Shihab, Nurcholish Majid, Sutrisno Bachir, Rano Karno, Dede Yusuf, Din Syamsudddin, Amien Rais, Syahrul Gunawan, dll. Atau figur wanita seperti: Megawati, Marissa Haque, Ratih Sanggarwati, Neno Warisman, Astri Ivo, Inneke Kusherawati, Marshanda, dll.
KETIGA: SAAT BAYI LAHIR, HINGGA MAMPU MANDI SENDIRI (USIA 4-5 TAHUN)
1. Saat bayi lahir, suarakan azdan di telinga kanan dan iqomat ditelinga kiri. Hal ini dimaksudkan agar suara yang pertama didengar bayi di dunia adalah kalimat mengagungkan kebesaran Tuhan, ketauhidan dan syahadat.
2. Selanjutnya secara rutin membaca Al Qur’an, Surat Yasin setiap hari.
3. Usai membaca, lalu berdoa memohon barokah dan karomah Surat Yasin tersebut. Kemudian tiupkan ke dalam botol berisi air (berukuran sekitar 1 liter).
4. Pada saat bayi dimandikan, tuangkan sebagian air (kira-kira ½ liter) yang sudah diberi barokah Surat Yasin tersebut ke dalam ember berisi air biasa. Sisa air dalam botol digunakan untuk mandi berikutnya.
5. Dalam sehari bayi mandi dengan diberi tambahan air dalam botol tersebut.
6. Lakukan setiap hari secara rutin hingga anak berusia 4-5 tahun, atau saat anak mulai dapat melakukan mandi sendiri.
KEEMPAT: SAAT BAYI LAHIR HINGGA MENJELANG MASUK SEKOLAH DASAR (USIA 6-7 TAHUN)
Dilakukan mulai bayi lahir. Tujuannya agar anak senantiasa didoakan tamu. Langkahnya sbb:
1. Apabila kedatangan tamu, maka biasakanlah memperkenalkan anak kepada tamu di ruang tamu. Caranya dengan membawa anak ke ruang tamu hingga tamu dapat melihat dan mengenalnya.
2. Pada umumnya, tamu akan tersenyum melihat tingkah lucu anak. Pada saat itu, tamu akan berkata, misalnya, ”Aduh cakepnya anak ini, moga-moga jadi anak yang pintar dan soleh,” atau kalimat, “Aduhai cantiknya, mudah-mudahan jadi wanita shalihah,” dll.
3. Perkataan semacam itu pada hakikatnya bermakna doa. Apabila orangtua mendengarnya, maka ucapkanlah dalam hati, “Amin, Ya Robbal Alamin”.
4. Apabila sudah terbiasa memperkenalkan anak-anak kepada tamu, maka tentu anak akan semakin banyak yang mendoakannya. Dapat di bayangkan pula beragam doa yang akan didapat anak. Boleh jadi, tamu akan berkata, ”Mudah-mudahan menjadi manusia yang berguna bagi agama dan bangsa.” Atau kata-kata seperti ini, “Semoga kelak jadi pemimpin yang adil dan bijaksana,” dan sejumlah kemungkinan doa-doa yang baik yang bakal diterimanya. Tetapi harus diingat, doa orangtua yang utama.
5. Meski begitu, adakalanya perilaku anak sering merepotkan orangtua, seperti memecahkan gelas atau mengotori taplak meja. Apabila hal itu terjadi, jangan singkirkan anak dari ruang tamu. Orangtua harus bersikap sabar menunggu hingga tamu berkata yang bermakna doa. Setelah tamu berucap doa, baru anak dipindahkan ke ruang lain atau bermain dengan rekan sebayanya.
6. Apabila tamu dipersilahkan makan, sebaiknya anak ikut pula makan bersama orangtua dan tamunya.
Harus dipahami, sejalan bertambahnya usia anak, banyak faktor lain yang harus diperhatikan orangtua, seperti pendidikan dan lingkungan. Langkah di atas merupakan perhatian khusus orangtua, sebelum anak memasuki pergaulan luas di sekolah dan lingkungannya.
Langkah tersebut, Insya Allah dapat mencapai keberhasilan memiliki anak unggulan yang hakiki, yaitu mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Catatan: Kisah pada point ketiga Misteri dapatkan dari seorang teman. Dia menceritakan rekannya yang memiliki anak cerdas hingga mendapat beasiswa di Australia. Sekarang anak cerdas itu tinggal di Jepang dan beristeri wanita sana.
Kisah pada point keempat, Misteri dapatkan dari ceramah tarawih di Yogyakarta. Penceramah yang juga dokter senior itu bercerita tentang rekannya yang berprofesi sebagai guru sekolah dan memiliki beberapa anak. Tetapi alhamdulillah, semua anaknya berhasil menjadi sarjana.
Sedangkan point kesatu dan kedua, sebagian sudah umum dilakukan di masyarakat.
sumber:gus7.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar