Umumnya, PKS menerapkan sistem pemisahan tiga step yang terdiri atas 1st winnowing, 2nd winnowing dan claybath atau hydrocyclone.
Dengan sistem 3 stage ini tentu banyak kerugiannya bila dibandingkan dengan single stage di GMPOM, diantaranya :
- Terjadi losses kernel pada tiap stage
- Penggunaan larutan clay pada unit claybath
- Biaya maintenance
- Biaya tetap
- Biaya power, dll.
Banyak manager dari pabrik lain telah mengadakan studi ke GMPOM untuk melihat sistem separasi yang unik ini, tentunya mereka bertujuan untuk menerapkan apa yang mereka lihat di GMPOM. Sayang sekali sampai saat ini belum ada yang berhasil 100%. Beberapa diantaranya hanya mampu meniadakan operasional claybath, namun sistem winnowing tetap lebih dari satu. Eliminasi claybath inipun tidak secara permanen, sekali-sekali tetap digunakan apabila ada indikasi naiknya kadar kotoran di kernel. Berbeda dengan GMPOM, sistem single winnowing ini nampaknya akan bersifat permanen mengingat unit 2nd winnowing dan claybath telah dibongkar.
Lalu yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana GMPOM dapat memerapkan sistem yang sangat baik ini?
Sebenarnya apa yang terjadi di kernel station GMPOM bukanlah sesuatu yang disengaja. Artinya, tidak ada perencanaan sebelumnya untuk menjadikan sistem pemisahan yang awalnya juga tiga stage menjadi satu stage saja. Hal ini dimulai ketika ada kerusakan pada shell transport fan unit claybath. Waktu itu elektromotor fan terbakar dan tidak ada stand by unit. Untuk terus beroperasi diputuskan untuk tidak menggunakan unit claybath sementara waktu. Beberapa hari lamanya kernel station beroperasi tanpa unti claybath, tetapi menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan saat itu. Kernel losses dan dirt content tetap berada pada batas-batas yang diizinkan. Ini menjadi penemuan yang baik di GMPOM dan diputuskan untuk tidak lagi menggunakan unit claybath.
Beberapa waktu kemudian, masalah berikutnya datang. Kali ini terjadi pada 2nd winnowing, yaitu terbakarnya elektromotor fan winnowing. Sama seperti kejadian pertama, tidak ada stand by unit di pabrik dan pabrik lain, sementara FFB dari estate terus berdatangan tanpa kompromi.
Diambillah sebuah keputusan penting yaitu menjalankan pabrik beserta kernel station hanya dengan sekali pemisahan untuk sementara waktu. Di sini dilakukan sedikit modifikasi di 1st winnowing dengan cara membuat jalur, di mana jalur ini berfungsi untuk membalikkan arah cracked mixture yang seharusnya masuk ke 2nd winnowing, menjadi ke bagian feeding 1st winnowing. Teknik ini ternyata berhasil dengan baik, di mana loses dan kadar kotoran tetap pad batas yang diizinkan.
Sejak saat itu GMPOM menjadi terkenal seantero Lonsum, khususnya PKS-PKS baik di Sumatera Utara maupun Sumatera Selatan, bahwa pabri yang telah berumur lebih dari 100 tahun ini dapat beroperasi dengan baik hanya dengan single stage separation pada kernel stationnya.
Berhasilnya single stage separation di kernel station tidak mutlak dikarenakan modifikasi pada sistem winnowing saja, tetapi juga berkat dukungan oleh unit-unit operasi yang lain. Menurut saya pribadi, kegagalan pabrik-pabrik lain menerapkan hal serupa adalah karena mereka hanya menjiplak di sistem winnowing-nya saja. Saya kira tidak tepat jika ingin menerapkan sistem seperti di GMPOM hanya dengan meniru sepotong-sepotong saja. Seharusnya yang ditiru adalah seluruh sistem dan layout di kernel stationnya, yang memang menurut pengalaman saya selama ini, alur prosesnya berbeda dengan kebanyakan PKS-PKS Lonsum. Dan yang lebih penting, design ducting yang tepat. Kalau diperhatikan, ukuran ducting shell winnowing GMPOM berbeda dengan pabrik lain, disebabkan jarak antara kernel station dengan cyclone-nya yang cukup jauh.
sources:http://blogsawit.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar