Sebanyak 99 warga negara Indonesia (WNI) tiba di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (15/3/2011) malam. Kehadiran rombongan itu langsung disambut senyum bahagia dan rangkulan erat keluarganya yang sudah cemas.
Air mata mereka pun tak terasa jatuh di pipi menyambut kebahagiaan itu. Tak terkecuali bagi Erlinda. Begitu rombongan masuk ke aula yang menjadi tempat tunggu keluarga, Erlinda langsung mendekap sang anak, Nuansa Sulaiman.
Nuansa tidak datang sendiri. Ia datang bersama istrinya dan seorang bayi mungil yang tampak tenang di rangkulan. Sempat tertegun melihat bayi itu, Erlinda pun meraih sang bayi yang baru berumur dua pekan.
Air mata pun bercucuran, dipeganginya erat-erat si bayi yang bernama Nadia Sophia itu. Rupanya, inilah kali pertama Erlinda bertemu dengan cucu semata wayangnya tersebut.
Semua kekhawatiran pun sirna dan ia bersyukur atas bencana tsunami di Jepang pada Jumat (11/3/2011) lalu. "Perjuangan Nadia bertemu neneknya mungkin memang ditakdirkan begini, harus ada bencana tsunami dulu. Saya bersyukur karena ternyata ada hikmahnya juga bencana ini," ungkap Erlinda.
Ia menceritakan, Nadia yang lahir di Sendai, Miyagi, belum pernah bertemu dengan dirinya sejak lahir. Maklum saja karena ayah Nadia, Nuansa Sulaiman, tengah sibuk menuntaskan studinya untuk meraih gelar doktor di Tohoku University.
"Jadi, ini benar-benar pertama kalinya, dan saya lega sekali dan bahagia dia (Nadia) tidak kenapa-napa karena keluarga anak saya sempat tidak terdata KBRI," ungkap Erlinda.
Saat bencana gempa bumi yang disusul tsunami menghantam Jepang, Erlinda panik bukan main. Ia langsung khawatir terjadi apa-apa pada si bayi yang baru saja lahir itu.
"Berkali-kali ditelepon nggak bisa, di sana tahunya listrik mati. Baru pas Sabtu malam saya dapat kabar mereka ada di KBRI," ungkap Erlinda yang tak henti-hentinya mencium cucu tersayangnya.
Dalam sambungan telepon, Nuansa menceritakan bahwa dirinya beserta istri dan Nadia selamat dari bencana terhebat dalam 30 tahun terakhir di Jepang tersebut.
"Anak saya waktu itu di kampus, sementara istrinya di rumah. Sesaat setelah gempa besar, anak saya langsung jalan kaki menuju rumah menjemput anak istri," ucap Erlinda.
Nuansa dan istri beserta Nadia pun bergerak bersama menuju lokasi pengungsian dengan berjalan kaki karena angkutan umum praktis terhenti.
"Tiga jam untuk sampai ke tempat pengungsian dan akhirnya dipindahkan ke KBRI dan sampai di Jakarta dengan selamat, Alhamdulillah," ujarnya.
Sesampainya di Jakarta, Erlinda mengaku akan menghabiskan waktu sebanyak-banyaknya dengan sang cucu di rumah keluarga, kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Sebelum kondisi di Jepang stabil, Nuansa dan istri beserta Nadia memutuskan menetap sementara di rumah Erlinda. "Kalau tidak ada hambatan dan sudah baik-baik saja, tanggal 24 April mereka ingin kembali ke Jepang. Saya ikhlas saja, semoga bencana seperti ini tidak lagi terjadi," tandasnya.sources:kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar