PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Sultanbatara) menantang investor yang berminat mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro atau Mikro Hidro (PLTM/PLTMH) tahun ini.
Masing-masing PLTM/PLTMH yang akan dikembangkan memiliki kapasitas 100 Mega Watt (MW). General Manager PT PLN (Persero) Sultanbatara, Ahmad Siang, mengatakan, pihaknya siap membantu jika ada investor pembangkit bertenaga kecil tersebut menemui kesulitan.
"Jika mengalami kesulitan pendanaan, kita akan bantu pertemukan dengan pihak bank. Saya juga sudah bicara dengan salah satu pemimpin bank di Sulsel dan mereka siap membantu," jelas Ahmad usai bertemu sejumlah investor PLTM/PLTMH, di Gedung PLN Sultanbatara, Makassar, Rabu (2/3). Ahmad, mengatakan, harga yang ditawarkan pihaknya cukup terjangkau bahkan menguntungkan investor, yaitu sebesar Rp 700-an per Kwh. Saat ini, menurutnya, pihaknya telah menyiapkan tim untuk membantu investor menyelesaikan proyek pembangunannya.
Saat pertemuan berlangsung, jelas Ahmad, sudah sekitar 50 investor PLTM/PLTMH, yang berminat melakukan penandatanganan kontrak kerja sama dengan PLN.
Investor itu di antaranya PT Sumberdaya Sewatama, PT Jaya Dinamika, Politeknik Ujungpandang, dan PT Wahana Mandiri Energi. Untuk pembangunan proyek kelistrikan tersebut, investor itu akan memanfaatkan potensi aliran sungai yang banyak tersebar di Sulsel, Sulbar, dan Sultra.
Ahmad menuturkan, di wilayah Sultanbatara memiliki begitu banyak potensi sungai yang cukup besar. "Makanya kita memanfaatkan hal itu dan menargetkan tahun ini harus sudah ada kontrak kerjasama yang ditandatangani antara PLN dengan para investor PLTM/PLTMH itu," ujar Ahmad.
Penyelesaian proyek tersebut, diakui Ahmad, memang membutuhkan waktu, tergantung situasi di lapangan nanti. Kata dia, ada yang membutuhkan waktu hingga 15 bulan, 20 bulan, atau bahkan lebih. Selain membangun PLTMH, PLN Sultanbatara juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tahun ini.
Pembangunan pembangkit ini merupakan program langsung Dirut PLN Dahlan Iskan yang akan membangun PLTS, untuk mengaliri listrik di 100 pulau dengan anggaran sebesar Rp 500 miliar. "Sulsel akan mendapat jatah pembangunan sebanyak 10 PLTS. Namun kami tidak bisa memperkirakan berapa besar anggaran untuk 10 PLTS itu, tapi yang pasti ada 10 PLTS yang akan dibangun nanti di pulau-pulau yang ada di Sulsel," jelas Ahmad.(mel)
PLTA Sungai Tangka Beroperasi Maret
PEMBANGKIT Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Tangka yang dibangun salah satu investor penanaman modal asing (PMA) di perbatasan Kabupaten Gowa-Sinjai dijadwalkan beroperasi Maret 2011 nanti.
Pembangkit listrik berkapasitas 10 MW ini akan menambah sistem kelistrikan Sulsel. "Maret sudah ada realisasi investasi di sektor pembangkit listrik. Pembangunannya sudah selesai dan dijadwalkan akan diresmikan di Gubernuran," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel Irman Yasin Limpo di kantor Gubernur Sulsel, Selasa (1/3).
Pembangunan pembangkit ini, menurutnya, sudah berlangsung setahun lalu.
Irman menambahkan kelistrikan Sulsel juga akan ditopang alokasi gas Sengkang. BP Migas disebutkan akhirnya menyetujui memberikan alokasi gas Sengkang sebanyak 20 MMSCFD dari 40 MMSCFD yang diajukan tim Percepatan Pengalokasian Gas untuk Sulsel bentukan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.
Persetujuan tersebut dikeluarkan pasca rapat yang digelar BP Migas bersama tim pemprov di Jakarta 22 Februari lalu. Pemprov Sulsel tinggal menunggu persetujuan dalam bentuk surat keputusan (SK) dari BP Migas. "Dalam rapat kita sudah diberi persetujuan untuk memberi alokasi. Itu menjadi kesepakatan rapat. Tetapi memang belum sesuai yang kita butuhkan. Kita tinggal menunggu surat keputusan resminya," jelasnya. Irman, menjelaskan, dari 20 MW alokasi yang akan diberikan, pihaknya, memproyeksikan 5 MM untuk merealisasikan program city gas di Wajo serta daerah sekitarnya. Sedangkan, sekitar 15 MW untuk kebutuhan pembangkit listrik di Sulsel.
"Nanti provinsi yang mengatur pengalokasiannya. Kita akan perjuangkan terus untuk penambahan alokasi karena tentu memberi pengaruh besar untuk daerah. Bayangkan saja, sekitar 0,1 MM alokasinya sudah bisa hidup city gas di Wajo dan sekitarnya selama 25 tahun," ujar Irman. Ia mengimbau seluruh pihak untuk tetap melakukan koordinasi dengan turunnya lampu hijau dari BP migas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar