Pembangkit Listrik Sawit Dikembangkan

PT Perkebunan Nusantara XIII melakukan studi kelayakan terhadap pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan sisa limbah sawit di Parindu, Kabupaten Sanggau.

"Sekarang lagi studi kelayakan, tetapi target tahun depan bisa operasional," kata Direktur SDM dan Umum PT Perkebunan Nusantara (PN) XIII Wagiyo Ripto Sumarto saat dihubungi di Pontianak, beberapa waktu lalu.

Pembangkit listrik tersebut merupakan bagian dari nota kesepahaman PTPN XIII dengan PLN dalam pembelian energi listrik. Kapasitas mesin pembangkit tersebut mencapai 2 x 3 megawatt.

PTPN XIII akan memanfaatkan cangkang sisa olahan buah sawit dan tandan kosong sebagai bahan bakar untuk memutar turbin. Cangkang tersebut membakar boiler yang uap panasnya dapat digunakan untuk menggerakkan turbin mesin pembangkit listrik.

Selain untuk listrik, PTPN XIII juga mengoptimalkan sisa limbah dari pengolahan CPO sebagai bahan baku biodiesel. Saat ini satu unit mesin digunakan untuk memproses limbah tersebut menjadi biodisel di Parindu, Kabupaten Sanggau.

"Kapasitasnya enam ribu liter," kata General Manajer Distrik Kalbar II PTPN XIII P Girsang.

Biaya produksi satu liter biodiesel tersebut sekitar Rp4 ribu. Bahan bakunya dari CPO yang mengandung asam lemak bebas berkadar tinggi.
"Kalau pun dijual, harganya sangat rendah dan jauh dibanding CPO yang mengandung asam lemak bebas berkadar rendah," kata Girsang.

Biodiesel yang dihasilkan digunakan untuk Pabrik Kelapa Sawit di Parindu yang berkapasitas olah 60 ton tandan buah segar per jam.

PTPN XIII menggunakan konsep B20 untuk biodiesel tersebut. Maksudnya, dari satu liter bahan bakar untuk pabrik kelapa sawit, 20 persennya menggunakan biodiesel dan sisanya solar.

Sementara Wagiyo Ripto Sumarto mengatakan, pemanfaatan biodiesel membutuhkan kebijakan tegas dan jelas daripemerintah. "Kami akan melihat kebijakan pemerintah seperti apa untuk biodiesel," kata dia. sources:mediaindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar