Kisah sukses dari Baras Matra : dulu susah, sekarang Menjadi Bos Sawit

KESULITAN dan cobaan terus mendera para petani plasma, sehingga tidak sedikit pula yang 'menyerah' dan kembali ke daerah asal mereka.

Namun, para Asisten Kebun dari perusahaan inti (PT.Unggul WTL) sendiri, terus menyakinkan para petani plasma agar serius menggarap lahan mereka.

Nurdin yang datang ke desa Baras pada tahun 1986 mengikiti program Transmigrasi dari Pemerintah. Berkat kenaikan harga TBS beberapa tahun ini, Nurdin kini sudah hidup mapan.
''Sekarang saya sudah punya rumah, hotel, dua sepeda motor dan dua mobil. Bisa menyekolahkan anak-anak sampai mendapat gelar sarjana. Berkat kelapa sawit, taraf hidup dan kesejahteraan saya dan keluarga jauh lebih baik,'' jelas Nurdin.

Ia pun menjadi teladan bagi warga desa Baras yang memilihnya sebagai Tokoh Masyarakat Desa Baras.

Ambisinya tidak terhenti, cita-cita Nurdin saat ini adalah menambah lagi lahan kelapa sawit di sekitar tempat tinggalnya di Baras mamuju Utara, . Penghasilan Suparno saat ini, mencapai lebih dari 50 Juta Rupiah per bulan, hanya dari kelapa sawit.

Saat ini, dengan kebun seluas 2 hektare, para petani plasma bisa meraup pendapatan rata-rata sekitar Rp3,5 juta sampai Rp4 juta per bulan.

Angka ini jauh di atas rata-rata upah minimum pekerja di Indonesia yang berkisar di angka Rp1 juta per bulan. Dengan kurs dolar AS saat ini, pendapatan petani plasma per bulan adalah sekitar US$440 per bulan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar