PEMANFAATAN TANDAN KOSONG DAN BATANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU PULP KERTAS


Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jaco) dari famili Arecaceae merupakan salah satu sumber minyak nabati, dan merupakan primadona bagi komoditi perkebunan. Potensi kelapa sawit di Indonesia cukup besar, Data tahun1999 menunjukkan bahwa potensi kelapa sawit berdasarkan luas perkebunannya mencapai 3.174.726 hektar dengan total produksi minyak mencapai 6.217.425 ton. (Dit.Jen. Perkebunan) Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan potensi sawit pada saat penelitian ini dilakukan yaitu tahun 1990-1991 dimana pada saat itu potensinya baru mencapai 0,7 juta hektar dengan target produksi minyak sekitar 2 juta ton.

Kelapa sawit sudah mulai mengeluarkan manggar pada umur 3 sampai 4 tahun dan pada umur 8 sampai 11 tahun telah menghasilkan lebih dari 20 ton tandan buah segar (TBS)/Ha/tahun. Pemanenan dilakukan setelah tandan berumur 5-6 bulan. Kelapa sawit dipanen terus sampai pohon berumur 30 tahun, dan pada umur 35 tahun perlu diremajakan. Dalam proses pemanenan buah kelapa sawit untuk pengolahan minyak tetdapat limbah antara lain berupa tandan kosong yang sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan.

Kelapa sawit merupakan pohon yang mengandung serat berlignoselulosa. Oleh karena itu salah satu cara pemanfaatan limbah berupa batang dan tandan kosong sawit adalah sebagai bahan baku serat untuk menghasilkan kertas atau sebagai bahan baku papan serat. Serat batang kelapa sawit diduga tidak jauh berbeda dengan serat batang kelapa (jenis Palmae), karena itu seratnya termasuk serat pendek. Untuk itu jenis kertas yang cocok dibuat dari bahan baku ini adalah kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi atau sebagai pencampur dalam pembuatan kertas tulis cetak. Jenis kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi antara lain adalah kertas tissue atau kertas bungkus. Alternatif lain dari pemanfaatan serat batang sawit adalah sebagai bahan baku pembuatan papan serat..

Dalam kaitannya dengan kemungkinan pemanfaatan limbah batang dan tandan kosong kelapa sawit, Badan Pengkaiian dan Penerapan Teknologi, Jakarta ( BPPT ) bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor melakukan penelitian pembuatan pulp yang direncanakan untuk kertas tisu dengan proses pengolahan sulfat dan soda antrakinon, serta penelitian pembuatan papan serat dengan proses basah dari limbah batang dan tandan kosong sawit

Batang sawit dinilai memiliki panjang dan nilai turunan dimensi serat yang lebih baik dari tandan kosong sawit dalam hal penggunaannya sebagai bahan baku pulp kertas dan papan serat.

Kandungan selulosa, lignin, pentosan dari batang sawit kecuali kecil relatif sama, kecuali dan tandan kosong sawit kelarutan dalam NaOH 1% batang sawit yang lebih kecil dari kelarutan tandan kosong sawit.

Batang sawit yang diolah menjadi pulp kertas telah mengalami degrades mikroorganisme yang cukup berat. Dalam penyimpanan batang sawit mengalami serangan mikroorganisme yang lebih berat dibandingkan tandan kosong sawit.

Rendemen pulp yang diperoleh dari pemasakan batang dan tandan kosong sawit yang diolah secara sulfat maupun soda antrakinon ternyata lebih rendah bila dibandingkan rendemen pulp kimia umumnya. Rendemen dan bilangan permanganat pulp sulfat batang maupun tandan kosong sawit lebih rendah daripada rendemen dan Kondisi bilangan permanganat pulp antrakinon. Kondisi pemasakan sulfat dan antrakinon yang digunakan dalam percobaan ini dinilai terlalu tinggi sehingga menyebabkan rendemen pulp relatif rendah

Sifat fisis mekanis dan sifat optik lembaran pulp batang dan tandan kosong sawit yang diolah secara sulfat maupun soda antrakinon dengan waktu giling 10 dan 20 menit telah dapat memenuhi persyaratan Standar Industri Indonesia (SII 1411 85). Sifat fisis mekanis dan optik lembaran pulp soda antrakinon relatif lebih baik dari pada lembaran pulp sulfat, baik untuk batang sawit maupun tandan kosong sawit.

Untuk meningkatkan rendemen pulp kimia dan sifat kekuatan lembaran perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kondisi pengolahan yang diterapkan.

Perlu dilakukan penelitian pengaruh penyimpanan terhadap kerusakan bahan baku terutama batang sawit.
Sumber :Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.2, No.3, (Juni 2000), hal. 56-65 Humas-BPPT/ANY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar