1. Pendahuluan
Pembibitan adalah awal mula benih ditanam di Pembibitan sebelum berproduksi di lapangan. Untuk mendapatkan tanaman dgn produksi yg baik dan masa TBM yg lebih singkat maka pengelolaan Pembibitan perlu dipersiapkan dgn cermat dan dirawat dgn baik.
2. Persiapan bibitan
§ Dekat dengan sumber air, sumber tanah yg baik dan lokasi tanam.
§ Topografi datar.
§ Bebas banjir.
§ Semprot lahan dengan herbisida glyphosate dosis 1,5 - 2 liter / ha atau dicampur dengan 2,4- Diamine 0,5 l/ha sebelum pengiriman tanah ke bibitan.
3. Tanah
§ Ambil dari area non-kelapa sawit, Top soil diambil dari permukaan tanah yang berstruktur baik sedalam 0-20 cm yang bebas dari hama dan penyakit (misal bukan dari areal Ganoderma).
§ Tanah harus yang subur ditandai dengan adanya pertumbuhan penutup tanah yg bagus.
§ Tanah harus mempunyai drainase yg baik (misalnya tanah bebas dari genangan air setelah penyiraman). Jika hanya tanah liat yang tersedia, campur dengan 20% pasir kasar.
4. Pembibitan satu tahap.
§ Campurkan 1 ton tanah ayakan dengan 3 kg rock phospate (atau 50 kg POME kering) untuk pengisian 50 polibag besar (setara 60g RP atau 1 kg POME per polibag besar).
§ Isi polybag dengan ± 20 kg tanah sepenuhnya.
§ Susun barisan yang terdiri dari 4 polibag per baris dengan jarak 10m diantara barisan.
§ Siram selama 1 minggu dan jika perlu tanah ditambah lagi sampai berkisar 2 cm dibawah permukaan polibag.
§ Pembibitan satu tahap lebih diutamakan .
5. Pembibitan dua tahap
§ Isi polibag kecil dengan tanah ayakan.
§ Tambahkan 20g rock phosphate dan campurkan secara merata.
§ Polibag disusun rapat 10 baris dalam petak panjang 10m x 0.8m berisi 1200 polibag. Jarak antara petak bibit adalah 0.8m.
§ Dianjurkan untuk menggunakan papan kayu ukuran lebar 20-cm di sekeliling bibit untuk mengurangi seleksi pada bibit yang terletak dipinggir.
6. Pengambilan benih:
§ Benih harus diambil langsung oleh estate staff.
§ Nursery Asis tant harus memastikan bahwa tali pengikat pada kotak masih utuh ketika tiba di bibitan.
7. Penanaman benih:
§ Plumula (ujung yang lebih halus/licin) harus diatas dan ditutup dengan tanah 1cm.
§ Jangan keluarkan benih dari kotak sebelum siap tanam dan letakkan kotak ditempat teduh atau diruangan ber-AC.
§ Penanaman berdasarkan nomor “bref” (Nomor Referensi)
8. Pengitungan benih:
Sebelum dan sesudah penanaman, catat sbb:
§ Jumlah benih yang diterima
§ Jumlah benih yang rusak
§ Jumlah benih yang terinfeksi jamur
§ Jika benih rusak/berjamur >0.5%, laporkan ke GM secepatnya untuk diperiksa.
§ Benih yang terinfeksi jamur, diberi perlakuan dengan dithane 0.2% selama 2 menit dan ditanam ditempat terpisah. Benih-benih ini dicatat ketika ditanam.
§ Setelah 2 minggu – 1 bulan ditanam, hitung benih yang tidak tumbuh. Laporkan ke GM apabila gagal tumbuh > 2% dan simpan untuk diperiksa.
Catat juga bibit-bibit yang terkena:
· Seleksi/Culling I pada umur 3 bulan
· Seleksi/Culling II pada umur 6 bulan
· Seleksi/Culling III pada umur 9 bulan
9. Naungan ( tidak perlu):
Bila temperatur sangat tinggi dan kelembaban rendah, letakkan “lalang / jerami kering” dipermukaan polibag dan dibuang setelah 2 minggu.
10. Mulsa:
Jika tersedia, tambahkan potongan cangkang sawit atau jerami/lalang kering di polibag untuk mengurangi penguapan, menghalangi tumbuhnya gulma dan mencegah erosi tanah saat penyiraman.
11. Penyiraman:
§ Pada pagi dan sore hari.
§ Siram +/- 1 liter air untuk polibag besar dan 150 ml untuk polibag kecil bila curah hujan sehari sebelumnya kurang dari 8 mm.
12. Penyiangan gulma:
Setelah penanaman, penyiangan gulma dilua r dan didalam polibag dilakukan secara manual.
13. Pertumbuhan ganda/Triple:
Tinggalkan yang terkuat dan yang lainnya dimusnahkan.
14. Seleksi/Pemusnahaan:
§ Dilakukan oleh Team khusus / independen. Terlampir seedlings yang akan di culling
§ Setelah culing pertama (3 bulan) pada bibitan satu tahap, dilakukan penjarangan polibag menjadi 90 cm x 90cm segitiga (78cm diantara barisan).
§ Untuk bibitan 2 tahap, bibit dari polibag kecil dipindahkan ke polibag besar dan disusun 90cm x 90cm berbentuk segitiga.
15. Collante:
§ Gejala collante adalah bukan geajala abnormal yang bersifat genetic
§ Jika persentase bibit dengan gejala collante tinggi hal ini biasanya disebabkan oleh penyiraman yang kurang.
§ Bibit bibit collante tersebut harus dipelihara dan penyiraman ditambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar