Minyak sawit mentah diperdagangkan dengan spesifikasi kualitas pada asam lemak bebas (FFA) dan kelembaban & kotoran (Moisture & Impuritis/M&I). Dalam kontrak Perdagangan , kualitas CPO juga harus memenuhi deskripsi "kualitas laku yang baik" (GMQ = Good Merchantable Quality). Namun, istilah GMQ tidak didefinisikan.
Deterioration Of Bleachability Index (Dobi) /Kurangnya (kemerosotan) tingkat kemampuan pemucatan tidak termasuk dalam spesifikasi kualitas ini.
Namun, sebagian besar pembeli (dari refeneri /kilang CPO ) , memasukkannya sebagai hal yang mempengaruhi proses produksi refeneri , yaitu proses pemucatan (bleaching) dan proses deodorising (penghilangan bau).
Bleachability (tingkat kemampuan pemucatan) yang baik kemudian menjadi indikator "FITNESS TO USE" (sehat /bugar untuk digunakan) dan karenanya menjadi bagian yang tercakup dalam GMQ.
Analisa terhadap FFA dan M & I saja tidak lah cukup untuk menunjukkan kualitas CPO. Menyertakan DOBI dalam analisa CPO dapat memberikan indikasi yang lebih baik dari status oksidatif CPO .
DOBI adalah angka rasio absorbansi sample (CPO) pada sinar dengan panjang gelombang 446nm terhadap absorbansi sample (CPO) pada sinar dengan panjang gelombang 269nm di spectrofotometri. Metode ini dikembangkan oleh Dr PAT Swoboda dari Penelitian Kelapa Sawit Institute of Malaysia (sekarang dikenal sebagai Malaysia Palm Oil Board).
Pengukuran yang dibuat : dengan melarutkan CPO dalam heksana dan kemudian menentukan absorbansi dalam spektrofotometer. Salah satu contoh spektrofotometer adalah :merk "Hitachi type U-2000 UV-VIS "
Para Ahli di PORIM menemukan hubungan berikut antara Dobi dan refinability:
<1,68 Sludge minyak kelapa sawit atau yang setara 1,78-2,30 = kurang 2,36-2,92 = Cukup 2,99-3,24 = Baik > 3,24 = Sangat Baik (Istimewa)
PENYEBAB-PENYEBAB DOBI RENDAH
Penyebab utama DOBI rendah adalah:
? Persentase tinggi tandan buah mentah (HITAM)
? Keterlambatan dalam pengolahan, khususnya selama musim hujan
? Kontaminasi CPO dengan kondensat steriliser
? Kontaminasi CPO dengan endapan minyak teroksidasi parah
? Berkepanjangan sterilisasi dari tandan buah
? Atas pemanasan (> 55C) CPO di tangki penyimpanan
Adapun penyebab lain, tetapi ini kurang signifikan dibandingkan dengan penyebab di atas.
Yaitu :
Adanya percikan / aerasi dari minyak panas,keterlambatan dalam pemrosesan secara temporary karena mesin (pabrik) mengalami kerusakan dan pengolahan minyak dengan menggunakan suhu tinggi diklarifikasi dan distation lainnya.
Dalam prakteknya, Dobi> 3.0 dapat dicapai dengan sedikit usaha pada proses pemanenan dan pengolahan.
Tindakan yang diambil untuk memastikan kualitas tinggi CPO
1. Disarankan kepada perkebunan untuk memanen tandan buah pada kematangan optimal.
2. Steriliser kondensat dan minyak sludge yang sangat teroksidasi tidak diizinkan untuk dicampur dengan CPO. ( kondensat sterilizer dan minyak sludge mengandung besi dan tembaga dalam kadar yang tinggi) Ini adalah pro-oksidan yang merusak kualitas minyak dan menimbulkan masalah bleachability (kemampuan untuk dipucatkan) selama proses pemurnian(refinery).
3.Menggunakan kondisi sterilisasi ringan(tidak terlalu panas) . Untuk meminimalkan proses pembrondolan setelah proses stripping, dan dengan perantara bunch crusher untuk proses pembrodolan lanjut.
4. Menggunakan uap tekanan rendah untuk pemanasan CPO, jika diperlukan untuk menaikan temperatur di bawah 50c.
Kesimpulan
DOBI adalah salah satu indikator kunci bagi kualitas CPO. CPO berkualitas baik merupakan pra-syarat
bagi proses produksi dari produk akhir berkualitas tinggi . Dobi tinggi sangat penting karena hal ini akan menjadikan kondisi pengolahan yang lebih ringan (mudah) untuk refinery. Kondisi Prosesing refenery yang ringan (mudah) akan meminimalkan pembentukan asam lemak trans selama proses deodorisation dan lebih memungkinkan natural antioksidan /anti oksidan alami (tocopherol dan tocotrienol) yang terkandung dalam minyak goreng tetap dapat dipertahankan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar