Tiga Ide Terbaik Olah Sampah Elektronik

Kompetisi tahunan yang memberi kesempatan kepada para siswa Sekolah Menengah Atas untuk melakukan penelitian bertema lingkungan telah usai. Tiga orang pemenang telah dipilih oleh dewan juri, dengan penilaian yang ditekankan kepada orisinalitas ide, penguasaan materi, dan presentasi.

Selain itu, sisi sains juga menjadi penilaian utama, selain sisi kreasi dari pemanfaatan sampah elektronik yang menjadi tema tahun ini. Tim dari SMA N 1 Citeureup memperoleh nilai tertinggi dari 15 finalis yang melakukan presentasi di Rumah Jambuwuluk Resort, Ciawi, Bogor, Rabu (25/5/2011).

Tim ini mengajukan proposal penelitian dengan Judul "Charging Handphone dengan Sumber Energi Matahari Melalui Perangkat Transfer Energi Berbahan Dasar Transistor Jengkol Bekas". Hasil uji coba pertama mereka telah di tunjukkan kepada dewan juri saat presentasi berlangsung. Tim ini dipilih oleh dewan juri sebagai pemenang pertama L'Oreal Girls Science Camp 2011.

Pemenang kedua adalah tim dari SMAN 1 Rangkasbitung. Tim ini mengajukan proposal dengan judul "Coolpad Multifungsi Sampah CPU" yang memanfaatkan sampah-sampah CPU dari laboratorium komputer di sekolah mereka dan diubah menjadi Coolpad multifungsi yang mampu mendinginkan laptop.

Pemenang ketiga adalah tim dari SMAN 1 Sumedang. Tim ini mengajukan proposal "Penghapus Papan Tulis Elektrik" yang memberikan solusi bagi sekolah untuk menghemat penggunaan penghapus manual yang merepotkan dan berdebu. Penggunaan barang-barang bekas dari sekolah mereka untuk diubah menjadi penghapus papan tulis elektrik, menjadi ide yang disukai oleh para juri.

Presentasi para finalis diadakan pada hari kedua L'Oreal Girls Science Camp 2011. Lima belas finalis masing-masing diberi kesempatan selama 15 menit. Waktu tersebut sudah termasuk persiapan, presentasi, dan tanya jawab yang dilengkapi dengan demo produk dari hasil uji coba pertama yang telah dilakukan oleh para finalis.

Lawrence Tjandra, Senior Consultant Inke Maris and Associates yang memberikan workshop presentasi pada hari pertama mengatakan, kebanyakan finalis masih kurang menguasai cara presentasi. "Mereka masih banyak berkutat dengan teks, bukan visual," ujar Tjandra di sela-sela presentasi para finalis.

Menurutnya, hal ini bisa disebabkan karena persiapan presentasi yang mendadak dan kurangnya waktu untuk membuat slide presentasi yang baru di tempat lomba. Para juri juga mengakui, presentasi para finalis masih butuh banyak perbaikan, terutama untuk pemilihan gambar dan animasi yang sesuai dengan materi presentasi. Selain itu, meski ide dari para finalis cukup kreatif, namun rasa percaya diri mereka masih kurang.

"Saya lihat ada beberapa ide yang mirip, tapi kalau adik-adik percaya diri, adik-adik bisa menyampaikan bahwa ide yang diangkat memiliki perbedaan, misalnya dalam hal sistem kerja alat, dan lainnya," ujar Noryawati Mulyono, Dosen Universitas Atma Jaya kepada para finalis usai pengumuman pemenang. Ia adalah salah satu juri yang menilai presentasi para finalis dalam kompetisi tahun ini.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar