Rahasia Raha: Manusia Prasejarah Kabupaten Muna

SULAWESI TENGGARA - Cukup sulit untuk mencari tahu dengan pasti asal usul masyarakat Muna karena sulitnya untuk mendapatkan naskah sejarah yang otentik. Tapi masyarakat Muna khususnya Raha memiliki bukti sejarah yang lebih dari sekedar naskah yaitu Goa Mabolu yang mempunyai beberapa situs sejarah yang oleh masyarakat setempat dinamakan liang. Situs sejarah ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional sejak 1978.

detik_Lukisan_di_Liang_Metandonojpg-
Lukisan di Liang Metandono


Menurut kepercayaan masyarakat setempat, penghuni pertama Raha tinggal di goa ini dan meninggalkan jejak coretan atau lukisan di dinding goa yang dipercaya telah berumur ribuan tahun. Kawasan Goa Mabolu ini memiliki 10 liang yang masing-masing memiliki lukisan berbeda yang menceritakan pola hidup penghuninya dan dua diantaranya begitu terkenal yaitu Liang Kabori dan Liang Metandono karena memiliki kisah yang paling menarik serta jaraknya berdekatan.

Liang Kabori memiliki 130 lukisan dinding goa yang didominasi oleh gambar-gambar yang mewakili kegiatan penghuninya pada waktu itu yaitu berburu. Kabori yang dalam bahasa Muna bermakna perempuan diyakini sebagai tempat tinggal kaum perempuan pada masa itu. Tak jauh dari Liang Kabori, terdapat Liang Metandono yang memiliki 310 lukisan dan merupakan yang terbanyak diantara liang lainnya.

Lukisan hewan bertanduk mendominasi dinding Liang Metandono, sesuai dengan namanya Metandono yang bermakna hewan bertanduk. Pada bagian dinding tertentu terdapat serangkaian gambar yang menyerupai sebuah cerita tentang beberapa orang berburu bersama dengan seekor anjing, menunjukkan bahwa lukisan ini mewakili kegiatan penghuninya yang juga berburu. Lukisan lain yang menarik di sini adalah lukisan seorang prajurit tanpa kepala, masyarakat percaya bahwa lukisan tersebut bermakna bahwa pada masa tersebut telah terjadi peperangan dan pembunuhan.

 "Metandono dalam bahasa Muna juga memiliki makna laki-laki, sehingga juga diyakini sebagai tempat tinggal kaum laki-laki pada masa itu, terpisah dengan kaum perempuan yang tinggal di Liang Kabori", terang Bapak Samada, sang juru kunci yang telah lebih dari 30 tahun menjadi pemandu bagi pengunjung Goa Mabolu.

Selain kedua liang tersebut, situs sejarah yang telah dipugar pada 1992 ini masih memiliki 8 liang lainnya dengan kisah yang kontroversial, yaitu salah satu liang yang memiliki lukisan seseorang yang sedang bermain layang-layang. Sampai saat ini, lukisan tersebut sedang diteliti oleh seorang berkebangsaan Jerman untuk menentukan tahun pembuatannya. Fakta ini cukup kontroversial, karena berpeluang untuk mematahakan anggapan selama ini yang menyebutkan bahwa masyarakat Cina merupakan penemu layang-layang.

 Tak heran jika peneliti tersebut setelah mengunjungi Raha kemudian memberi julukan kepada tempat ini sebgai "Island of The First Kiteman", sesuai dengan judul buku yang ditulisnya. Bukti ini diperkuat dengan fakta bahwa sampai saat ini masyarakat Raha yang masih membuat layang-layang tradisional yang terbuat dari daun, dan memancing ikan dengan menggunakan layang-layang.sources:travel.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar