SITUS-SITUS DI KAWASAN KALUMPANG (MAMUJU)

Di tengah perbukitan dan arus deras Sungai Karomah, Kalumpang masih
menyimpan catatan pra-sejarahnya. Persisnya, setelah, seorang arkelog
Belanda, HR van Heekeren, atau Tuan Delapan, pada tahun 1942,
mengungkap berbagai temuan tentang awal masa bercocok-tanam. Momentum
itu membuat Kalumpang senantiasa menjadi ajang penelitian para
arkeolog, untuk mendapati bukti-bukti pra-sejarah lain.

Tim Filmmaker mencoba menapaktilasi ekspedisi HR van Heekeren, melalui
situs-situs dan saksi sejarah yang masih hidup. Perjalanan itu sendiri
dimulai dari kota Mamuju, Sulawesi Barat. Dengan sebuah mobil Kijang,
tim harus melintasi jalan-jalan sulit dan berbagai perkampungan.
Namun, kesan eksotis mewarnai setiap panorama yang dijumpai.

Pada perjalanan hari pertama, Tim Filmmaker juga harus menggunakan
sebuah ponton, untuk menyebrangi Sungai Karamah. Bahkan, tim juga
harus bermalam di tenda, persis di tepian Sungai Karamah. Acara makan
malam menjadi awal diskusi napak-tilas arkeolog Belanda itu.
Selanjutnya, mereka harus melanjutkan perjalanan darat sekitar enam
jam untuk mencapai Kawasan Kalumpang – sekitar 60 kilometer dari kota
Mamaju. Perjalanan eksotik nan menantang harus dilakukan, ketika Tim
Potret harus menggunakan perahu katinting untuk mencapai Desa Seseppe.
Karena, hadangan batu dan arus dari hulu membuat perahu katinting
benar-benar diuji ketangguhannya.

Di antara perjalanan nan melelahkan itu, Tim Filmmaker akan mengungkap
makna temuan Arkeolog asal Belanda itu. Persisnya, melalui situs-situs
yang didapat di Desa Minanga Sipakko dan Bukit Kemasi. Untuk
memperjelas penggambaran masa itu, mereka juga merusaha
memvisualkannya dalam fragmen-fragmen sederhana, sebagai sebuah
flashback. Bahkan, seorang saksi sejarah yang juga mengikuti saat
eksapasi, juga akan menuturkan catatan kecilnya.

Berbeda dengan film dokumenter sebelumnya, "Saat Kalumpang
Bercocok-Tanam" lebih banyak menampilkan gambar. Tidak ada narasi.
Sebagai gantinya, dialoh di antara anggota Tim Filmmaker menjadi
sumber informasi.

TIM PRODUKSI:
"Saat Kalumpang Bercocok-Tanam"; Syaiful Halim (Sutradara/Penulis
Naskah/Kamerawan); Teguh Prihantoro (Pengarah Fotografi/Kamerawan);
Syamsul Fajri (Penyunting Gambar); Billy Soemawisastra (Narator); M.
Nur Ridwan & Budi Utomo (Penata Grafis); Ari Widagdo (Penata Musik);
Asfriyanto (Periset/Talent); Suparyono (Periset); Tamrin Soppeng,
Herry Frans Barangan, Mardi Tamandalan, Andarias Tolio, dan Nuno Gomez
(Talent/Pendukung Produksi). Diproduksi di Mamuju, Sulbar, pada 27
Juli - 9 Agustus 2006. Ditayangkan di di Program POTRET SCTV. sources:
syaifulhalim.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar