Minyak Ajaib dari Pulau Selayar


Melanjutkan cerita sebelumnya mengenai pohon kelapa, ada satu hal yang perlu dicatat dari Pulau Selayar ini. Di pulau seluas 903,35km2 ini, selain melinjo, kenari dan cengkeh, potensi yang bisa dikembangkan lebih jauh adalah pohon kelapa. Mengingat lokasinya yang dikelilingi oleh laut, tidak mengherankan kalau sejauh mata memandang, yang terlihat adalah pohon kelapa dimana-mana. Hasil panen dari perkebunan kelapa selain dijadikan kopra, juga dibuat menjadi minyak kelapa.

Satu hal yang perlu kita kagumi dari penduduk P. Selayar adalah kemauan mereka untuk maju dan berkembang. Menyadari besarnya potensi kelapa ini, mereka kemudian mencoba untuk memproduksi minyak kelapa berkualitas tinggi, VCO (Virgin Coconut Oil).

VCO atau minyak kelapa murni adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar,diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali dan tanpa bahan kimia. Permintaan konsumen terhadap VCO semakin lama semakin meningkat, mengingat manfaatnya yang luar biasa. Salah satunya untuk membantu melawan virus dan bakteri yang menyerang penderita HIV .

Daeng Agus (Daeng, bahasa Selayar untuk orang yang lebih tua), pendamping kami di Selayar, menjelaskan awal mula munculnya ide pembuatan VCO ini.Kebetulan sekali, keponakan dari Daeng Agus yang baru lulus kuliah menyadari potensi luar biasa yang dimiliki Selayar dan mencetuskan ide untuk membuat VCO ini. Ide ini kemudian dikembangkan oleh salah satu profesor dari UNHAS (Universitas Hassanudin, Makasar) dan bekerja sama dengan penduduk di Selayar, mereka pun memulai usaha kecil-kecilan membuat VCO.

Selain VCO, sebagian kecil penduduk Selayar juga pernah mencoba mengembangkan air kelapa menjadi nata de coco. Tetapi sulitnya pendistribusian hasil produksi nata de coco membuat usaha ini pun akhirnya berhenti dengan sendirinya. Selain karena banyak penduduk Selayar yang belum mengenal nata de coco, usaha pendistribusian ke luar P. Selayar juga mengalami hambatan, karena belum adanya ijin resmi dari BPOM.

Agar kejadian seperti ini tidak terulangi, beberapa bulan lalu sampel VCO telah dikirimkan ke UNHAS untuk diteliti. Hasil dari penelitian inilah yang kemudian akan dikirimkan ke BPOM dan jika dianggap telah memenuhi syarat, maka VCO buatan Selayar ini dapat mulai dipasarkan secara bebas dan resmi. Sambil harap-harap cemas menunggu hasil penelitian, penduduk Selayar pun tetap memproduksi minyak kelapa dan VCO setiap harinya.

Harapan penduduk Selayar tentu saja adanya dukungan dari pemerintah setempat, agar usaha produksi VCO ini dapat berkembang lebih pesat. Di saat permintaan masyarakat dunia terhadap VCO meningkat , banyak orang tidak menyadari kalau negara kita ini mampu menerima tantangan itu. Pulau Selayar ini contoh kasus nyata betapa seringnya sumber daya alam Indonesia tidak dimanfaatkan dengan baik.

Ayo sama-sama kita dukung usaha VCO dari Pulau Selayar ini. Bukan hanya di Sulawesi, mari dukung potensi lokal yang ada di daerah kita masing-masing, untuk Indonesia yang lebih baik lagi.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar