Eceng gondok atau Eichonia crassipes merupakan tanaman hias yang berasal dari Brasil yang bisa juga diolah sebagai pupuk organik. Tumbuhan yang tumbuh di air ini juga dimanfaatkan menjadi biogas sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak atau gas.
Eceng gondok merupakan salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan.
Oleh karena tumbuhan ini tumbuh berkembang sangat pesat yang secara vegetatif hanya membutuhkan waktu 2-4 hari, akhirnya menimbulkan kekesalan. Eceng gondok kaya akan asam humat yang menghasilkan senyawa fitohara yang mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman. Selain itu eceng gondok juga mengandung asam sianida, triterpenoid, alkaloid, dan kaya akan kalsium.
Pertumbuhan yang cepat itu menutupi permukaan air dan menimbulkan dampak pada menurunnya produksi di sektor perikanan juga menimbulkan permasalahan lingkungan lainnya, seperti cepatnya penguapan perairan.
Eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan. Dampak negatif lain yang diakibatkan eceng gondok adalah menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air.
Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat menolerir perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.
Eceng gondok tidak hanya bisa dijadikan komoditas bisnis tetapi juga sebagai obat. Sejumlah penyakit bisa disembuhkan seperti pingsan karena udara panas, bengkak karena radang ginjal, kencing tidak lancar, biduran, bisul, dan abses.
Contoh Pemakaian:
1. Kencing tidak lancar
Rebus 30 gr herba segar dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum setelah dingin
2. Bisul
Giling herba segar, tambahkan garam secukupnya. Tempelkan pada tempat yang sakit lalu balut
Ambil 10 gr tangkai daun eceng gondok. Setelah bersih, tumbuh daunnya hingga halus kemudian tempelkan pada bagian yang bengkak dan dibalut dengan kain bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar